Mendikbudristek Ungkap 3 Dosa Dalam Sistem Pendidikan di Indonesia
Poker Hulk - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.* /ANTARA/.*/Antara
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Riset Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengungkapkan tiga dosa dalam sistem pendidikan Indonesia. Ketiga dosa tersebut menjadi target yang disingkirkan Nadiem selama menjabat sebagai menteri.
"Kita menempatkan tiga dosa yang ada di dalam sistem pendidikan saat ini. Tiga dosa itu yang nomor satu adalah intoleransi, nomor dua adalah perundungan atau bullying, dan nomor tiga kekerasan seksual atau pelecehan seksual," kata Nadiem, pada peluncuran Aksi Moderasi Beragama, Rabu (22/9/2021).
Nadiem mengatakan pernyataannya juga memperjelas posisi Kemendikbudristek dan pemerintah pusat dalam menangani masalah toleransi, bullying, dan pelecehan seksual, yang masih sering terjadi di sekolah.
“Tiga dosa inilah yang akan kita basmi dari sistem pendidikan kita. Tentu akan makan waktu untuk melaksanakan ini, tapi itu adalah aspirasi dan tidak ada abu-abu untuk mencapai aspirasi ini,” ujarnya.
Toleransi atau tidak sama sekali
Nadiem dalam sambutannya menegaskan bahwa dirinya dan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas sama-sama tidak menoleransi dosa-dosa tersebut, terutama dalam hal intoleransi.
“Kita mengambil posisi keras. Dalam dunia pendidikan kita tidak ada abu-abu, toleransi or nothing, karena itu saya walaupun dibilang tim saya, apa kita tepat pakai kata dosa, 'saya bilang tepat!" ujarnya.
Nadiem ingin melahirkan pelajar pancasila
Upaya Nadiem menghapus tiga dosa tak lepas dari keinginannya untuk mencetak pelajar Pancasila.
Dari namanya, Nadiem ingin setiap siswa yang keluar dari sistem pendidikan atau telah lulus, menjadi sosok dengan nilai-nilai Pancasila dalam dirinya.
“Profil pelajar Pancasila ini ada enam dan ini tujuan dari profil manusia yang ingin kita ciptakan pada saat dia keluar dari sistem pendidikan kita,” katanya.
Enam profil pelajar Pancasila
Mantan CEO Gojek itu juga membeberkan enam profil pelajar Pancasila yang ingin ia capai. Yang pertama adalah beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Yang kedua berkebinekaan global.
Kemudian yang ketiga adalah gotong royong agar mengedepankan kemampuan kolaborasi. Keempat adalah kemandirian, kelima bernalar kritis, dan yang keenam kreatif.
“Jadi kebinekaan itu satu, mengambil posisi satu dari enam pilar profil pelajar Pancasila. itu betapa pentingnya, kenapa kita memilih kebinekaan global? Karena anak-anak kita akan berkompetisi secara global, tetapi lebih penting lagi nilai-nilai kemanusiaan mau bangsa apapun, suku apapun, agama apapun itu generasi berikutnya harus sudah merasa mereka adalah dunia," kata Nadiem.
Posting Komentar
0 Komentar